Ikang Fawzi Alumni dari FISIP-UI (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia), dan Pasca Sarjana FEB-UGM (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gajah Mada)
Tidak Ada Kata Gagal!
Gagal, Hanyalah Pernyataan dalam Kepala!
Gagal, Hanyalah Sebuah Kemenangan yang Tertunda!
Gagal, Hanyalah Sebuah Kemenangan yang Tertunda!
Jumat, 04 Juni 2010
Zainudin Hasan dan Ikang Fawzi di temani Mmarissa Haque Membidik Suara PDIP di Perkampungan Nelayan Lamsel
KALIANDA – Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Dermaga Bom Kalianda, Lampung Selatan, sekitar pukul 16.00 WIB kemarin mendadak heboh. Ini karena kedatangan balonbup Dr. Zainuddin Hasan, S.H., M.H., M.M. dan balonwabup Ahmad Zulfikar Fawzi yang lebih akrab disapa Ikang Fawzi.
Kedatangan mereka yang didampingi para tim sukses koalisi Amanat Persatuan Bangsa ini untuk melihat secara langsung kehidupan masyarakat nelayan di tempat itu. ’’Kami datang untuk mengadopsi aspirasi masyarakat nelayan di Kalianda,” kata balonbup Dr. Zainuddin di sela-sela kunjungannya.
Dia mengungkapkan keprihatinannya terhadap warga nelayan yang ada di ibu kota Lamsel. ’’Ke depan, pemkab harus lebih memperhatikan dan memprioritaskan kelayakan hidup warga nelayan,” kata adik Menteri Kehutanan (Menhut) RI Zulkifli Hasan ini.
Mantan ketua DPD Partai Golkar (PG) Lamsel ini juga mengaku akan memproyeksikan PPI Kalianda sebagai pusat pelelangan ikan sekaligus menjadikan PPI sebagai pertumbuhan perekonomian daerah yang dapat menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) di Lamsel.
’’Sekarang memang cukup bagus. Tapi, masyarakat nelayan terkesan hanya menerima. Padahal, potensi yang ada di PPI Kalianda ini cukup menjanjikan,” sindirnya.
Senada diungkapkan balonwabup Ikang Fawzi. Menurutnya, Kota Kalianda memiliki banyak potensi yang bisa digali untuk menumbuhkan perekonomian di Lamsel.
’’Kini pertumbuhan ekonomi di Lamsel cukup baik. Ke depan, sektor ekonomi harus terus ditingkatkan sehingga kesejahteraan masyarakat juga meningkat, khususnya bagi masyarakat nelayan yang ada di PPI Kalianda,” kata pelantun lagu rock era 80-an yang berjudul Preman Metropolitan ini.
Pada kesempatan itu, masyarakat nelayan yang berada di seputar PPI Kalianda itu datang untuk melihat secara langsung artis ibu kota yang kini mencalonkan diri sebagai wakil bupati di Lamsel. Mereka tampak gembira dengan kedatangan Ikang Fawzi di lokasi itu. Ungkapan kegembiraan itu dituangkan warga dengan berfoto bersama balon yang diusung tiga parpol ini.
Usai dari tempat itu, rombongan Tim pemenangan bersama balonbup-balonwabup yang diusung juga meninjau Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIS) Yayasan Pendidikan Pembangunan (Yasba) Kalianda. (edw/rnn/adi)
Sumber: http://www.radarlampung.co.id/web/component/content/10155.html?task=view
Harmoni antara Bidan Desa & Peraji di Kab Lamsel: Marissa Haque dalam Nipolin (PDK) untuk Zainudin Hasan & Ikang Fawzi
Kalianda City—Bidan desa memiliki peranan penting di Kota Kalianda di Lampung Selatan (Lamsel), sebagai daerah kota berbasis masyarakat campuran rural dan urban dalam lintasan Trans-Sumatra.
Pembina Forum Peduli Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten Lamsel Yasmin Shahnaz Hasan dan Marissa Haque Fawzi, secara kompak bersama menyatakan bahwa peran penting bidan desa di Kota Kalianda yaitu untuk membantu ibu hamil menjaga keselamatan bayi dalam kandungan hingga proses persalinan danmencegah kematian ibu melahirkan yang masih teramat tinggi di Kabupaten Lampung Selatan sampai tahun 2010 ini. Terutama di wilayah-wilayah tingkat desa di kampung-kampung yang sangat jauh dari fasilitas kesehatan yang tersedia selama ini di Lampung Selatan.
Secara dramatik kedua calon ibu ketua PKK Lampung Selatan tersebut menyatakan bahwa ibunda tercinta dari suami Yasmin Shahnaz alias ibu kandung dari Zainudin Hasan meninggal dunia karena kehilangan banyak darah saat melahirkan adik kembar terkahir mereka beberpa puluh tahun yang lalu. Dengan jaringan infrastruktur yang sebagian besar buruk—diduga hampir sebanyak 99,9% jalanan di Kabupaten Lampung Selatan hancur dan tak ada perubahan sama sekali dalam 5 tahun pemerintahan disana, sangat muskil diharapkan untuk meminta incumbent melanjutkan programnya yang tak pernah nyata apalagi signifikan tersebut!
“Bidan desa harus menjadi bidan siaga, yang siap untuk mendengar, menerima, melayani dan menolong ibu-ibu hamil, dimana didalam perjalanan pelayanannya akan dibantu oleh para perjai/dukun beranak yang telah mendapatkan pelatihan khusus dari para dokter obgin dari Fakultas Kedokteran Universitas negeri dan swasta terdekat diseluruh Lampung Selatan. Mereka berdua baik Yasmin maupun Marissa percaya bahwa peran dari para bidan yang berkerjasama dengan para peraji sebagai perpanjangan tangan tersebut sangat signifikan,” kata mereka berdua sangat kompak saat hadir pada sebuah seminar di Kalianda Kamis (3/6).
Pada acara yang digelar oleh Forum Bidan Desa Lampung Selatan tersebut, baik Yasmin maupun Marissa menjelaskan bahwa Kalianda sebagai ibu kota Kabupaten Lampung Selatan yang penduduknya terdiri dari kohesifitas berbagai masyarakat baik asli maupun transmigrasi yang sangat memiliki tantangan siginifikan.
Tantangan atas penguasaan dan pemahaman seputar ilmu kebidanan, perawatan bayi serta peraturan dunia kesehatan sangat diharapakan peningkatannya. “Untuk menjawab tantangan itu, maka hal yang pertama adalah dengan memberikan kenyaman atau rasa aman kepada para ibu yang sedang hamil, sehingga akan memunculkan kepercayaan proses kehamilan dan persalinan kepada bidan. Selain itu, para bidan desa dan para peraji/dukun beranak yang saling bekerjasama terssbut harus memiliki ilmu kebidanan yang mumpuni, serta keterampilan agar bisa menjadi sahabat bagi ibu hamil yang bisa menjawab berbagai pertanyaan, keluhan atau kondisi dialami oleh ibu hamil di wilayah perkotaan, “ tutur mereka berbarengan. (Nipolin)
Semakin Mengenal Lampung Selatan: Marissa Haque untuk Ikang Fawzi
Oleh: Marissa Haque Fawzi
Metro Lampung, 2 Juni 2010
Secara pribadi saya jadi semakin mengenal ujung selatan pulau Sumatra, yaitu Kabupaten Lampung Selatan di Provinsi Lampung. Dimana Ikang Fawzi (Ahmad Zulfikar Fawzi) suamiku tercinta sedang berjuang bersama Dr. H. Zainudin Hasan, SH, MH, MM adik kandung. Sebagai satu-satunya kandidat Bupati yang asli berdarah Lampung Selatan—kandidat lainnya seluruhnya berasal dari Bandar Lampung serta sekitarnya—Bang Zai (nama panggilan akrab insya Allah Bupati Lamsel 2010-2015 yang akan datang) mengetahui dengan persis apa yang menjadi keluh kesah serta uneg-uneg masyarakat yang insya Allah akan dipimpinnya. Untuk diketahui secara lebih luas dan seksama, bahkan sekitar 60% penduduk di Kabupaten Lampung Selatan adalah masyrakat campuran/heterogen dari berbagai suku di tanah air. Antara lain yaitu: (1) Jawa; (2) Sunda/Banten; (3) Palembang; (4) Batak; (5) Bali; (7) Padang; (8) Keturunan Cina, dan lain sebagainya. Sisanya sekitar 40% kurang lebih adalah penduduk asli Lampung Selatan.
Sehingga insya Allah, dugaan atas fitnah keji melalui kampanye hitam/black campaign yang kami duga datang dari arah oknum ‘kubu tim media’ incumbent sebagai salah satu pasangan kandidat didalam rubrik jurnalism-blog http://kompasiana.com pimpinan Kang Pepih Nugraha salah seorang teman wartawan cyber-ku dapat langsung dipatahkan dengan keberadaan cikal-bakal Bang Zai yang justru ternyata berdarah asli keturunan Lampung Selatan. Malah yangdilakukan oleh sang oknum tersebut kemudian menjadi kontra produktif bagi sang incumbent yang didukungnya, karena alhamdulillah ternyata yang merupakan ‘the one and only’ putrra daerah hanyalah Dr. H. Zainudin Hasan, SH, MH, MM.
Nah…, sementara seluruh pasangan kandidat lainnya adalah ‘imported’ dari Bandar Lampung.
Lalu bagaimana mungkin kami tidak menduga pemelintiran yang terjadi adalah disengaja dan by design?
(bersambung)
Metro Lampung, 2 Juni 2010
Secara pribadi saya jadi semakin mengenal ujung selatan pulau Sumatra, yaitu Kabupaten Lampung Selatan di Provinsi Lampung. Dimana Ikang Fawzi (Ahmad Zulfikar Fawzi) suamiku tercinta sedang berjuang bersama Dr. H. Zainudin Hasan, SH, MH, MM adik kandung. Sebagai satu-satunya kandidat Bupati yang asli berdarah Lampung Selatan—kandidat lainnya seluruhnya berasal dari Bandar Lampung serta sekitarnya—Bang Zai (nama panggilan akrab insya Allah Bupati Lamsel 2010-2015 yang akan datang) mengetahui dengan persis apa yang menjadi keluh kesah serta uneg-uneg masyarakat yang insya Allah akan dipimpinnya. Untuk diketahui secara lebih luas dan seksama, bahkan sekitar 60% penduduk di Kabupaten Lampung Selatan adalah masyrakat campuran/heterogen dari berbagai suku di tanah air. Antara lain yaitu: (1) Jawa; (2) Sunda/Banten; (3) Palembang; (4) Batak; (5) Bali; (7) Padang; (8) Keturunan Cina, dan lain sebagainya. Sisanya sekitar 40% kurang lebih adalah penduduk asli Lampung Selatan.
Sehingga insya Allah, dugaan atas fitnah keji melalui kampanye hitam/black campaign yang kami duga datang dari arah oknum ‘kubu tim media’ incumbent sebagai salah satu pasangan kandidat didalam rubrik jurnalism-blog http://kompasiana.com pimpinan Kang Pepih Nugraha salah seorang teman wartawan cyber-ku dapat langsung dipatahkan dengan keberadaan cikal-bakal Bang Zai yang justru ternyata berdarah asli keturunan Lampung Selatan. Malah yangdilakukan oleh sang oknum tersebut kemudian menjadi kontra produktif bagi sang incumbent yang didukungnya, karena alhamdulillah ternyata yang merupakan ‘the one and only’ putrra daerah hanyalah Dr. H. Zainudin Hasan, SH, MH, MM.
Nah…, sementara seluruh pasangan kandidat lainnya adalah ‘imported’ dari Bandar Lampung.
Lalu bagaimana mungkin kami tidak menduga pemelintiran yang terjadi adalah disengaja dan by design?
(bersambung)
Langganan:
Postingan (Atom)