Oleh: Marissa Haque Fawzi
Metro Lampung, 2 Juni 2010
Secara pribadi saya jadi semakin mengenal ujung selatan pulau Sumatra, yaitu Kabupaten Lampung Selatan di Provinsi Lampung. Dimana Ikang Fawzi (Ahmad Zulfikar Fawzi) suamiku tercinta sedang berjuang bersama Dr. H. Zainudin Hasan, SH, MH, MM adik kandung. Sebagai satu-satunya kandidat Bupati yang asli berdarah Lampung Selatan—kandidat lainnya seluruhnya berasal dari Bandar Lampung serta sekitarnya—Bang Zai (nama panggilan akrab insya Allah Bupati Lamsel 2010-2015 yang akan datang) mengetahui dengan persis apa yang menjadi keluh kesah serta uneg-uneg masyarakat yang insya Allah akan dipimpinnya. Untuk diketahui secara lebih luas dan seksama, bahkan sekitar 60% penduduk di Kabupaten Lampung Selatan adalah masyrakat campuran/heterogen dari berbagai suku di tanah air. Antara lain yaitu: (1) Jawa; (2) Sunda/Banten; (3) Palembang; (4) Batak; (5) Bali; (7) Padang; (8) Keturunan Cina, dan lain sebagainya. Sisanya sekitar 40% kurang lebih adalah penduduk asli Lampung Selatan.
Sehingga insya Allah, dugaan atas fitnah keji melalui kampanye hitam/black campaign yang kami duga datang dari arah oknum ‘kubu tim media’ incumbent sebagai salah satu pasangan kandidat didalam rubrik jurnalism-blog http://kompasiana.com pimpinan Kang Pepih Nugraha salah seorang teman wartawan cyber-ku dapat langsung dipatahkan dengan keberadaan cikal-bakal Bang Zai yang justru ternyata berdarah asli keturunan Lampung Selatan. Malah yangdilakukan oleh sang oknum tersebut kemudian menjadi kontra produktif bagi sang incumbent yang didukungnya, karena alhamdulillah ternyata yang merupakan ‘the one and only’ putrra daerah hanyalah Dr. H. Zainudin Hasan, SH, MH, MM.
Nah…, sementara seluruh pasangan kandidat lainnya adalah ‘imported’ dari Bandar Lampung.
Lalu bagaimana mungkin kami tidak menduga pemelintiran yang terjadi adalah disengaja dan by design?
(bersambung)
Ikang Fawzi Alumni dari FISIP-UI (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia), dan Pasca Sarjana FEB-UGM (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gajah Mada)
Tidak Ada Kata Gagal!
Gagal, Hanyalah Pernyataan dalam Kepala!
Gagal, Hanyalah Sebuah Kemenangan yang Tertunda!
Gagal, Hanyalah Sebuah Kemenangan yang Tertunda!